Jumat, 16 April 2010

Menebus Impian


Dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah produksi film di tanah air mengalami peningkatan yang cukup pesat. Tapi bukan berarti membuat film jadi pekerjaan yang mudah. Apalagi jika ingin menampilkan sebuah film yang tak hanya hanya bisa menghibur, tapi juga ada pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui media film. Dan inilah yang sedang dilakukan oleh sutradara Hanung Bramantyo, lewat karya terbarunya, Menebus Impian , tanpa mengabaikan bahwa film adalah sebuah pekerjaan seni, Hanung ingin menyampaikan pentingnya memiliki sebuah mimpi dan mewujudkannya menjadi nyata.

Proses pengambilan gambarnya sendiri cukup cepat, kurang dari tiga minggu pada November tahun lalu. Yang cukup memakan banyak waktu adalah desain konsep, menulis skenario, dan beberapa hal di pra-produksi. Dalam tahap desain konsep dan skenario, Titin Watimena butuh waktu sampai 6 bulan. Dengan dibantu Hanung, draft skenario berubah sampai 9 kali, guna mencapai sempurna.

Hanung pun melakukan sendiri riset untuk keperluan film ini. "Saya banyak melakukan konsultasi dengan orang-orang MLM (Multi Level Marketing). Ini tidak sulit karena kebetulan saya punya teman baik sejak kecil yang terjun dan sukses di bisnis MLM," kata Hanung. Tak hanya Hanung yang melakukan riset tapi termasuk penata lampu, cameramen sampai penata kostum.

Untuk lokasi pengambilan gambar, dipilih daerah permukiman padat Raden Saleh, Cikini serta daerah Taman Buah Mekar Sari, Cileungsi, Bogor. Dan karena banyak adegan diambil di gang-gang sempit, Hanung menggunakan 2 kamera yang ukurannya lebih kecil sehingga sangat fleksibel, memungkinkan untuk bergerak lebih dinamis.

Tantangan lain yang harus dihadapi Hanung dalam pembuatan film ini adalah saat itu sedang musim hujan. Tapi Hanung menyiasatinya dengan memanfaatkan untuk mendukung unsur drama film yang bekerja sama dengan organisasi MLM (Multi Level Marketing) ini, Misalnya pada adegan di rumah sakit, efek murung semakin kuat didukung langit yang mendung. "Kekuatan film ini memang di drama-nya," ujar Wiwid

Di segi kostum, Retno Ratih Damayanti, penata kostum film ini, memilih hunting kostum di Pasar Senen untuk film bersetting permukiman miskin dan padat ini. "Saya membeli baju-baju bekas di Senen untuk keperluan kostum pemain." kata Retno yang pernah menangani kostum untuk film Opera Jawa , Ayat Ayat Cinta , Tarix Jabrix.

Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Menebus Impian dan ditambah anggota MLM yang mencapai 4 juta orang, tampaknya film Hanung yang juga dibintangi Acha Septriasa, Fedi Nuril dan Ayu Diah Pasha ini punya peluang untuk mencetak box office lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons