Ini sebuah tangisanku, apakah kau peduli...?
Ini sebuah senyumku, bisakah kau lihat...?
Ini sebuah doa bagimu, apakah kau dengar...?
Ini sebuah rasaku, apakah kau rasa...?
Sepenggal pagi yang masih tersisa inipun, khusus aku persembahkan bagimu
Dengan sapa demi sapa yang tertabur manis hanya untukmu
Dengan setulusnya aku membutuhkanmu
Kau anggap aku tegar
Kau anggap aku telah terbiasa
Kau anggap aku kuat
Kau anggap aku tak rindu
Mengertikah kau, wahai pangeranku dari timur...?
Bahwa selembar jiwaku telah tercabik oleh misterimu...?
Mengertikah kau, wahai kasihku tersayang...?
Bahwa selembar jiwaku ini ternyata rapuh...?
Kau...
Tak kan pernah tahu apa yang kusimpan pada lembaran jiwaku ini
Sampai kapanpun, kau tak kan pernah mengerti
Jikapun selembar jiwaku akhirnya terkoyak karena kerapuhannya
Aku akan tetap menjaganya dari jangkauanmu
Aku...
Akan mundur dari tatap matamu, dari pesonamu
Biarlah aku nikmati sendiri rapuhku, yang memang untukku ini
Meski aku selalu mengagumimu, menyayangimu, dan mengasihimu melebihi dari apapun di dunia ini
Biarlah, kau jangan pernah mengertinya bahwa dibalik semua ini hanya derita tak berujung yang kudapatkan darimu...
#30haripuisi - #Day25 : Rapuh
Poem sourced from my friend blogger MyWorldwords where you can find the world of poems, contemplations, experiences of life and true stories...
Ini sebuah senyumku, bisakah kau lihat...?
Ini sebuah doa bagimu, apakah kau dengar...?
Ini sebuah rasaku, apakah kau rasa...?
Sepenggal pagi yang masih tersisa inipun, khusus aku persembahkan bagimu
Dengan sapa demi sapa yang tertabur manis hanya untukmu
Dengan setulusnya aku membutuhkanmu
Kau anggap aku tegar
Kau anggap aku telah terbiasa
Kau anggap aku kuat
Kau anggap aku tak rindu
Mengertikah kau, wahai pangeranku dari timur...?
Bahwa selembar jiwaku telah tercabik oleh misterimu...?
Mengertikah kau, wahai kasihku tersayang...?
Bahwa selembar jiwaku ini ternyata rapuh...?
Kau...
Tak kan pernah tahu apa yang kusimpan pada lembaran jiwaku ini
Sampai kapanpun, kau tak kan pernah mengerti
Jikapun selembar jiwaku akhirnya terkoyak karena kerapuhannya
Aku akan tetap menjaganya dari jangkauanmu
Aku...
Akan mundur dari tatap matamu, dari pesonamu
Biarlah aku nikmati sendiri rapuhku, yang memang untukku ini
Meski aku selalu mengagumimu, menyayangimu, dan mengasihimu melebihi dari apapun di dunia ini
Biarlah, kau jangan pernah mengertinya bahwa dibalik semua ini hanya derita tak berujung yang kudapatkan darimu...
#30haripuisi - #Day25 : Rapuh
Poem sourced from my friend blogger MyWorldwords where you can find the world of poems, contemplations, experiences of life and true stories...