Jumat, 17 Desember 2010

TINDAKAN BENAR YANG SALAH

Iskaruji dot com | Tindakan benar yang salah
Pernakah kamu menyadari bahwa kita telah berbuat salah dengan melakukan tindakan yang benar? Memang agak aneh pernyataan ini, tapi dalam kenyataannya kita terlalu sering melakukan perbuatan demikian. Orang tua akan dianggap salah oleh anak-anaknya saat melakukan "penciutan" uang jajan karena alasan pemborosan. Stasiun TV yang menghentikan tayangan programmnya pada saat klimaks hanya untuk menampilkan iklan. Tindakan ini benar karena memang produk iklan itu yang membiayai program tersebut. Lalu pernakah kamu melakukan suatu tindakan yang membuat orang lain hilang rasa cintanya? Ini hanyalah tentang kesalahan yang baru kita sadari saat semuanya telah berlalu.

Tentang cinta, memang "kisah klasik untuk masa depan" [Sheila on 7]. Memang demikian adanya, dengan pembahasan yang tidak ada ruang dan waktu. Semua orang mengalami dan merasakannya walaupun tidak semua orang memahaminya. Selalu menjadi siklus pembicaraan dan permasalahan yang kesemuanya ditujukan untuk masah depan. Lalu tindakan benar apa yang kita lakukan tapi membuat orang lain tidak bisa mencintai? Jawaban sederhana, kita telah mencintai seseorang yang telah dicintai orang lain. Jawaban semacam ini biasanya diungkapkan oleh "orang lain" tersebut sebagai pihak yang merasa diserobot, disaingi, dipecundangi dan dikhianati. Tapi rasa ini sama sekali tidak dirasakan oleh orang yang mencintai. Karena mencintai seharusnya memang tidak mengenal kata-kata yang dirasakan oleh "orang lain" tersebut.

Sebuah kisah nyata tentang kesalahan semacam ini biasanya terjadi saat tidak adanya kejelasan tentang suatu hubungan. Semua berjalan apa adanya. Saling membutuhkan tanpa tau sebab kenapa bisa demikian. Terlalu banyak istilah untuk menggambarkan kenyataan demikian. TTM [Teman tapi mesra], persahabatan, persaudaraan dan banyak lagi. Mereka saling membutuhkan dan selalu tidak menyadari bahwa telah menumbuhkan "benih-benih cinta" dan rasa takut kehilangan, membangkitkan hasrat posessive yang tidak beralasan. Pada saat sang "teman" melabuhkan cintanya kepada orang lain, pada saat itulah biasanya semua yang tidak disadari tentang rasa sebelumnya akan terkuak. Terjadilah crash hubungan yang dulunya terjalin bagai "air mengalir sampai jauh" [Gesang] tanpa bisa dibendung lagi. Dimana tindakan yang benar namun salah pada kenyataan ini?

Satu pihak memang berhak untuk jatuh cinta kepada orang lain karena dia memang merasa tidak ada ikatan atas hubungan yang dia jalani selama ini. Satu pihak lagi merasa sangat dikhianati, karena apa yang dilakukannya selama ini sama sekali tidak berdampak apa-apa terhadap "rasa". Dan keduanya sama sekali tidak bisa dikatakan benar. Kalaupun ada penyesalan karena terlambat memahami maksud ataupun tidak mampu untuk menjelaskannya dalam kata-kata, ini sama sekali bukan "kisah klasik untuk masa depan" [baca: Cinta]. Ini hanyalah jalan berliku menuju "rasa" sesungguhnya.

Akhirnya, kita telah berbuat benar yang "salah" saat kita mencintai seseorang dengan membiarkan orang terdekat kita tersakiti. Kita telah berbuat benar yang "salah" saat hanya menunjukkan perbuatan dan perhatian sepenuh hati tanpa memberitahukan tentang "rasa". Karena hanya Tuhan, dia sendiri dan orang yang memiliki rasa yang sama, yang bisa tahu tentang maksud dan tujuan kita berbuat untuk menunjukkan rasa. Dan mungkin juga kita telah berbuat benar yang "salah" saat tidak ingin meninggalkan orang yang kita cintai untuk memberinya kesempatan kembali kepada orang yang selama ini telah bersamanya, melalui segala rasa tanpa kejelasan kata..entahlah!

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons