Selasa, 12 April 2011

Korban Cuci Otak | Berkaca Dari Kasus Lian Febriani | Banyak Jalan Menuju Surga

Lama tidak terdengar tentang "Brain Wash" atau pencucian otak setelah meninggalnya Nurdin M Top yang deikenal dikalangan islam garis keras sebagai "Brain Washer". Kemampuan Nurdin M Top dalam kegiatan pencucian otak sudah dibuktikan dengan terjadinya bom bunuh diri di hotel JW Marriot beberapa waktu lalu.


Beberapa hari yang lalu, masalah pencucian otak ini kembali menjadi pembicaraan setelah Lian Febriani, PNS di Bagian Tata Usaha, Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan hilang sejak Kamis (7/4) lalu, dan pulang dalam keadaan lupa ingatan. Tidak hanya itu, penampilan Lian Febriani juga sudah berubah dengan memakai cadar lengkap dengan niatnya untuk berjihad. Beruntung hanya hilang ingatan, setidaknya ini lebih baik daripada menjadi pengebom bunuh diri.

Berkaca dari kasus Lian Febriani dan juga para korban lainnya, mungkin akan timbul pertanyaan kita sebagai awwam, kenapa yang menjadi korban justru adalah orang yang berasal dari kalangan orang yang "jelas hidupnya". Punya keluarga, punya pekerjaan walaupun hanya kuli bangunan [Halal oriented], pendidikan yang lumayan, dan yang jelas bukan dari kalangan garong ataupun bajingan tengik yang bikin resah masyarakat [Haram Oriented]. Jawabannya cuma satu, bajingan tengik gak bakal bisa di dicuci otaknya dengan jampi-jampi jihad dengan bonus surga. Lalu apakah para korban adalah orang-orang yang selalu memimpikan surga? Kurang tau pasti, mungkin bukan surga yang diharapkan jika ada kenikmatan lain selain surga setelah mati.

Seandainya saja surga menjadi tujuan, bukankah pintu untuk menuju surga itu ada 1 milyar satu jalan untuk mencapainya. Bahkan seorang pelacur bangsat pemberi minum anjing sialan-pun kebagian jatah surga. Dan memang janji Allah SWT pasti adanya. Seorang Umar Ibnu Khattab yang super garang dan kasar tidak perlu menjadi Abu Bakar Ash Siddik yang super bijak untuk mendapat jaminan masuk surga. Begitu juga sebaliknya. Seandainya kita berpendapat bahwa jihad yang dimaksud oleh para brain washer [Pencuci otak] adalah satu-satunya jalan menuju surga, maka kita telah mengingkari sifat Allah yang Maha Adil. Seandainya saja surga itu hanya milik orang yang bersedekah, maka setiap peminta dan fakir miskin lainnya pasti masuk neraka. Begitu juga seandainya surga itu hanya bagi jihad fisabilillah dalam pengertian "brain washer", maka setiap pribadi yang banting tulang memeras keringat dan otak untuk menghidupi diri dan keluarganya pasti masuk neraka.

Allah Maha Adil yang telah menetapkan jalan masing-masing menuju surga. Maka jangan tinggalkan "jalanmu" menuju surga hanya karena terpengaruh jalan orang lain yang belum tentu sanggup kamu jalani untuk menuju surga. Yakinlah, masing-masing kita punya jalan sendiri menuju surga, tentunya dengan nilai ke-ikhlasan dan istiqomah karena Allah SWT.

Untuk Ibu Lian Febrianti, kembalilah kejalan surgamu seperti dulu sebagai abdi umaro' di negeri ini. Seandainya saja Amrozi CS masih hidup, saya yakin mereka juga tidak akan mampu menjalani jalan surga seperti yang kamu lakukan dulu. Seperti ketidakberdayaanmu hingga lupa ingatan untuk menjalani jalan surga yang dijalankan "mereka".

Moga bisa menjadi hikmah bagi kita semua...

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons