Sepertinya Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini selalu disibukkan dengan urusan "ngeres" [Baca: Pornography]. Jauh sebelum sang Sex "Ariel" Maker mengemuka, teknologi informasi kita telah dicekoki dengan peraturan perundang-undang anti pornography dan porno aksi. Undang-undang tersebut memang bagus. Sayangnya, pelaksanaan dilapangan selalu meleset dari kata-kata yang tertera pada setiap pasal pada peraturan perundang-undangan tersebut. Hingga saat ini, tidak satupun situs porno yang diblokir, bahkan semakin tumbuh bagai jamur di musim hujan. Dan terbukti, video pribadi Ariel bisa didownload oleh banyak orang dan tanpa filter apapun untuk melindungi tingkat umur pendownloadnya. Dan sekarang ini, RIM Blackberry juga terkena imbas dari urusan "ngeres" ini.
Kita terkadang sering melihat sesuatu itu hanya dari satu sisi. Lebih parahnya lagi jika kita melihatnya tanpa ilmu. Blackberry sebagai teknologi terkini dalam urusan komunikasi saat ini memang jadi sasaran empuk konten-konten yang memang lagi dicari oleh penggunanya. Dan "ngeres" adalah konten yang tidak bakal ada matinya, karena telah menjadi kodrat kita sebagai manusia. Dampak buruk yang ditimbulkan BB dengan kemudahan akses cepatnya via BB Messenger sama sekali tidak sebanding dengan manfaat yang ditimbulkan. Pun begitu, BB bukan satu-satunya pintu tempat masuknya konten "ngeres". Masih ada handphone, Personal komputer, warnet-warnet, penjual CD porno bajakan dan banyak lagi. Lalu kenapa harus Blackberry?
Indonesia adalah pengguna layanan Blackberry terbesar nomor tiga didunia. Lucunya lagi, server terdekat adanya di Singapura. Melihat keadaan ini, wajar saja jika Ketua Komisi Komunikasi Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddik menilai tuntutan pemerintah pada Research in Motion (RIM), penyedia jasa layanan BlackBerry, untuk membangun server di Indonesia adalah untuk kepentingan nasional dan agar Indonesia tidak jadi sapi perah RIM. [Tempo Interaktif] Kalo kita lihat dari pernyataan ini jelaslah sudah. Kepentingan Nasional yang dimaksud sangat luas penjabarannya. Mulai dari segi ekonomi, sosial budaya, termasuk urusan "ngeres" tadi. Bahasa gaulnya kira-kira begini: "Enak aja lo, nyari makan n konsumen di Indonesia, malah Singapura paling banyak dapet pajaknya" Lalu pornography-nya? Ah...itu cuma basa-basinya doang..
Akhirnya kita sebagai rakyat bangsa ini hanya bisa berdoa, semoga para pemimpin kita bisa melaksanakan setiap keputusan yang dibuatnya. Karena kita sebagai rakyat sudah kepalang tanggung memilih mereka sebagai pemimpin kita.
0 komentar:
Posting Komentar