Pekan ini kita lagi dihebohkan dengan pemberitaan tentang para
penipu cantik dan seksi, mengalahkan pemberitaan tentang
kongres PSSI 2011 yang gak jelas hasilnya. Juga mengaburkan kebenaran
seputar bocoran Wikileaks tentang SBY dan lain sebgainya. Lumayan, setidaknya masih ada sisi
cantik dan seksi yang masih bisa dinikmati. Yang jadi pertanyaan kita, apa yang menyebabkan para wanita ini bisa menjadi
penipu?
Budaya Hidup Glamour dan MewahDari kasus
Selly Yustiawati, kita bisa melihat dari pengakuannya saat diperiksa di Mapolres Bali, bahwa uang hasil penipuannya hanya dihabiskan untuk hidup dengan hura-hura dan berpoyah-poyah. Jalan-jalan bersama teman-teman menghabiskan uang investor tanpa pelu memikirkan dampaknya. Maka disaat tuntutan akan kepuaasan hidup mewah dan bersenang-senang, orang seperti
Selly bisa saja melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Jika
Selly harus mengelabui orang lain dengan kedok investasi dan pinjaman, maka
MD [
Mellinda Dee] justru hanya berkutat pada jalur administrasi bank. Tindakannya dengan mengalihkan data transaksi bank nasabah ke rekening pribadinya cukup merugikan nasabah dan mencoreng nama Citibank, tempat dimana ia bekerja. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang digelapkan hingga 17 Miliar rupiah.
Jika kita melihat kedua wanita cantik dan seksi ini, apa yang kurang dari mereka?
Selly seharusnya memiliki masa depan cerah setelah bekerja di Kompas sebagai Staff administrasi yang mengurusi surat-menyurat. Belum lagi
Mellinda Dee, apa yang kurang dari karyawati senior citibank yang telah bekerja hingga 15 tahun ini.
Anda mungkin sependapat dengan saya, "The world is not enough". Dunia inipupun tidak akan cukup jika kita menuruti hawa nafsu. Dan sepertinya, kebiasaan hidup mewah dan glamour yang "diidap" oleh kedua wanita cantik dan seksi ini, telah menghancurkan masa depan mereka sendiri.
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua...