Senin, 06 Juni 2011

Fenomena Paket Peti Mati | Strategi Pemasaran Produk Yang Kebablasan

paket peti mati
Adalah Sumardy Ma, Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Buzz & Co yang telah mengakui bahwa pengiriman paket peti mati ke seratus alamat tujuan hanyalah sebagai strategi pemasaran buku perusahaan sekaligus peluncuran situs restinpeacesoon.com yang beberapa jam lagi dari sekarang akan segera diluncurkan.
"Ini cuma bagian dari strategi pemasaran satu perusahaan yang bergerak di bidang agensi komunikasi," kata Sumardy kepada Tempo, Senin 6 Juni 2011. "Ini inisiatif sendiri. Tidak ada hubungannya dengan politik."
Masih menurut Sumardy Ma, strategi promosi untuk pemasaran produk seperti ini jauh lebih murah ketimbang harus memasang iklan. Biaya yang dihabiskan untuk keperluan paket peti mati ini tidak lebih dari Rp 50 juta tapi bisa ditulis dan diberitakan oleh berbagai media nasional. Sangat murah jika dibandingkan dengan promosi konvensional yang bisa menghabiskan milyaran rupiah. Tapi apakah tidak kebablasan?

Gak kebayang jika salah satu penerima tersebut adalah pengidap penyakit jantung. Nuansa peti mati lebih condong ke arah teror, apalagi dalam keadaan masyarakat kita yang belum terlalu lupa dengan paket teror sebelumnya, seperti paket bom buku.

Mungkin strategi pemasaran ini tidak jadi kebablasan apabila tidak ada pihak-pihak tertentu yang merasa terusik. Tapi jika ada yang menuntut karena menganggap ini sebuah teror, maka bisa dipastikan bukan untung yang di dapat, melainkan buntung karena harus berurusan dengan hukum atas perbuatan yang tidak menyenangkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons