Indonesia seharusnya berduka lagi atas lingkaran masalah yang selalu menimpa tenaga kerja Indonesia khususnya TKW di luar negeri. Namun lagi-lagi kita seperti memeras dan memakan daging sendiri. Puncak dari semua ini adalah pemancungan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap Ruyati TKW asal Indonesia.
Seperti yang diberitakan dari berbagai sumber, Ruyati dieksekusi pancung di Arab Saudi atas tuduhan pembunuhan terhadap seorang wanita Arab dengan menggunakan sebuah golok. Dipancungnya Ruyati sekaligus menambah daftar panjang orang yang di pancung di Arab. Sayangnya, kita-Ruyati-Indoneisa masuk urutan orang kedelapan yang dipancung di Arab. Dimana "tukang diplomasi"? [Baca:Pemerintah]
Sepertinya pilihan para TKW diluar negeri itu makin sulit. Seandainya melawan dan membela harkat dan martabat diri maka dampaknya seperti Ruyati, dipancung. Jika sedang-sedang saja maka dampaknya menjadi gembel seperti yang ada di kolong jembatan Arab Saudi. Adapun jika terlalu mengalah, maka siap-siap menjadi lebam, disetrika, disiram air panas dan berbagai siksaan lainnya.
Masih pantaskah kita sebut mereka dengan Pahlawan Devisa? Saya lebih senang menyebutnya "budak Indonesia untuk Devisa". Mau menjadi budak?
0 komentar:
Posting Komentar